Cipulir, Kebayoran lama - SDN Cipulir 05 kini memiliki barisan pahlawan cilik yang siap siaga: Palang Merah Remaja (PMR) Mula! Resmi dimulai pada tahun 2024, ekstrakurikuler ini hadir sebagai wadah bagi murid-murid untuk menumbuhkan kepedulian sosial dan keterampilan penyelamat. Setiap Selasa, pukul 13.00 hingga 14.00, halaman sekolah berubah menjadi arena pelatihan di mana siswa Kelas 4, 5, dan 6 ditempa menjadi "Peer Leader" yang tangguh. Dibawah koordinasi Ibu Novi dan bimbingan yang enerjik dari Kak Wardah (mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta), PMR Cipulir 05 membuktikan bahwa jiwa kemanusiaan tak mengenal usia.
Namun, pelatihan PMR di SDN Cipulir 05 tidak dimulai
dengan pembalutan luka atau teori kaku, melainkan dengan cara yang sangat
kreatif: drama. Para anggota cilik diajak memahami Sejarah PMR dan
Gerakan Palang Merah Internasional melalui pementasan peran yang seru. Metode
ini membuat mereka tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga meresapi
nilai-nilai dasar seperti kemanusiaan, kesamaan, dan kesukarelaan. Mereka
belajar bahwa menjadi anggota PMR adalah mewarisi tradisi mulia untuk menolong
sesama tanpa pandang bulu.
Setelah memahami pondasi sejarah dan nilai, langkah selanjutnya adalah menjelajahi peta diri sendiri. Anggota PMR diajak menjadi ahli akan tubuh mereka melalui materi Anatomi Tubuh Manusia yang disajikan dengan cara yang mudah dicerna dan menarik bagi anak SD. Mereka belajar tentang tulang, organ vital, dan cara kerja tubuh—ilmu dasar yang krusial untuk memahami apa yang terjadi saat seseorang terluka. Pembelajaran ini menumbuhkan kesadaran bahwa tubuh adalah aset berharga yang harus dijaga, sekaligus modal utama dalam memberikan pertolongan yang tepat.
Baru setelah ilmu dasar dikuasai, dimulailah inti dari kesiapsiagaan mereka: latihan praktis yang mengubah mereka menjadi pahlawan kecil. Anggota PMR SDN Cipulir 05 secara intensif dilatih Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). Mulai dari mengobati luka lecet, membalut tangan terkilir, hingga menangani teman yang pingsan, semuanya dipraktikkan langsung. Keterampilan ini menjadikan mereka garda terdepan di lingkungan sekolah. Kehadiran mereka menenangkan, sebab siswa lain tahu: ada teman yang siap bergerak sigap jika terjadi insiden kecil.
Menariknya, meskipun masih di tingkat Mula, para "Jago Rawat" ini tak ragu menghadapi materi yang cukup menantang dan kompleks. Mereka diajarkan Penanganan Patah Tulang dengan cara mengidentifikasi jenis cedera, melakukan pemindaian yang benar, hingga memastikan korban stabil sebelum bantuan medis datang. Materi ini tidak hanya mengasah hard skill mereka, tetapi juga mengajarkan ketenangan dan fokus di bawah tekanan—dua karakter penting yang harus dimiliki seorang penolong sejati.
Dan yang paling seru, setiap latihan kemanusiaan ini selalu berpuncak pada demonstrasi kekuatan kolaborasi dan kerja sama tim. Puncak dari pelatihan yang memerlukan kekompakan adalah praktik Pembuatan Tandu Sederhana. Menggunakan tali dan tongkat, mereka harus berkolaborasi cepat dan efisien untuk membuat alat evakuasi. Latihan ini menuntut kerja sama tim dan kepemimpinan yang kuat, membuktikan bahwa sekecil apa pun anggotanya, jika bersatu, mereka bisa memindahkan beban yang berat.
|
Untuk seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, maupun orang tua, kehadiran PMR Mula di SDN Cipulir 05 adalah pengingat penting: Kemanusiaan dimulai dari lingkungan terdekat kita. Dukung dan hargai dedikasi para pahlawan cilik ini. Mari jadikan semangat kesiapsiagaan dan kepedulian yang diajarkan PMR sebagai budaya sekolah kita, sehingga SDN Cipulir 05 menjadi lingkungan yang aman, sehat, dan penuh kasih sayang.
#menulislagi
#salamkenal
#salamliterasi
#salamindrakeren
#dotai
#saLai
see you tomorrow 😉