Selasa, 02 Desember 2025

Empat Pendekar Cilik SDN Cipulir 05 Taklukkan Kejurnas Pencak Silat!

Pencak silat sebagai warisan budaya bangsa tidak hanya mengajarkan teknik bela diri, tetapi juga nilai-nilai penting seperti disiplin, keberanian, sportivitas, dan rasa hormat. Bagi pelajar, pencak silat dapat membentuk karakter yang kuat sekaligus meningkatkan kebugaran tubuh serta fokus belajar. Nilai-nilai inilah yang tercermin pada para siswa SDN Cipulir 05 Jakarta Selatan saat mereka tampil dalam ajang Kejuaraan Nasional Pencak Silat II Jakarta.


Kabar membanggakan datang dari gelaran yang berlangsung pada 28–30 November 2025 di Gelanggang Olahraga Ciracas tersebut. Empat siswa SDN Cipulir 05 berhasil mengukir prestasi gemilang dan membawa pulang gelar juara. Mereka adalah Jefri Candra, siswa kelas 6 yang meraih Juara 1 Kelas E Usia Dini 2 Putra (34–36 kg); Zulfah Azzahra, siswa kelas 6 yang meraih Juara 1 Kelas C Usia Dini Putri (30–32 kg); serta Maulana Sigit Maulana siswa kelas 1 dan Syahrul Khairul Umam siswa kelas 2, yang keduanya meraih Juara 1 Kategori Tanding Usia Dini 1 Putra. Keempatnya tampil percaya diri dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka di arena.


Prestasi ini menjadi kebanggaan besar bagi keluarga, guru, serta seluruh warga SDN Cipulir 05. Keberhasilan para siswa menunjukkan bahwa ketika semangat, latihan, dan dukungan berjalan beriringan, hasil luar biasa dapat terwujud. Setiap usaha mereka adalah bukti bahwa potensi anak-anak dapat berkembang luas ketika diberi kesempatan dan ruang untuk tumbuh.




Kisah empat siswa ini mengingatkan bahwa perjalanan menuju keberhasilan selalu dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan tekun dan hati yang kuat. Siapa pun yang menyaksikan pencapaian ini akan merasakan bahwa kerja keras tidak pernah menghianati hasil. Semoga semangat mereka dapat menular, menginspirasi banyak orang untuk terus bergerak maju, berani mencoba hal baru, dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

#menulislagi
#salamkenal
#salamliterasi
#salamindrakeren
#dotai
#saLai
see you tomorrow 😊

Rabu, 26 November 2025

Anak SD Jadi Pahlawan Bumi! Serunya Ikut Urban Sustainability Education

Program Urban Sustainability Education adalah kegiatan seru yang mengajak anak-anak di Jakarta untuk sayang lingkungan sambil belajar hal-hal baru. Program ini diikuti oleh puluhan ribu siswa dari banyak sekolah. Lewat kegiatan ini, anak-anak diajak seru-seruan menanam tanaman, menjelajah lingkungan sekitar, dan belajar tentang cara menjaga bumi dengan cara yang sederhana tapi bermanfaat.

Bersama Kepala Sekolah

Salah satu kegiatan yang paling seru adalah Urban Farming. Di sini, tiap sekolah mengajak sekitar 30 murid untuk menanam tanaman meskipun lahannya kecil. Mereka memakai alat-alat sederhana seperti galon bekas, sekop kecil, dan alat siram. Asyiknya, anak-anak bisa langsung belajar bagaimana menanam, menyiram, dan merawat tanaman agar tumbuh subur. Ternyata menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal kecil seperti menanam sayuran, lho!




SDN Cipulir 05 juga ikut ambil bagian dalam kegiatan seru ini, dan sejak awal suasananya terasa penuh semangat. Sebanyak 30 siswa kelas 6 turun ke lahan kosong sekolah untuk menanam bayam, terong, dan cabai. Mereka tidak hanya datang untuk menanam, tetapi juga untuk bekerja sama, saling membantu, dan menikmati prosesnya. Pak Ari telah menyiapkan seluruh perlengkapan menanam dengan sangat teliti—mulai dari galon bekas, tanah, alat siram, hingga bibit yang siap tanam—sehingga anak-anak dapat belajar dengan nyaman. Kehadiran Ibu Kepala Sekolah yang memberikan dukungan langsung membuat anak-anak semakin termotivasi, merasa dihargai, dan lebih percaya diri dalam mencoba hal baru.



Sementara itu, setiap momen berharga terekam indah berkat Pak Indra yang mendokumentasikan kegiatan melalui foto dan video. Setiap senyum, tawa, percikan tanah, dan usaha kecil yang dilakukan anak-anak menjadi bukti bahwa belajar tidak selalu harus di dalam kelas; belajar bisa dilakukan sambil bergerak, bermain, dan merawat alam. Melalui pengalaman sederhana ini, siswa diajak untuk menyadari bahwa merawat tanaman sama seperti merawat masa depan—dibutuhkan kesabaran, tanggung jawab, dan kepedulian. Dengan cara ini, mereka bukan hanya menanam sayuran, tetapi juga menanam nilai-nilai baik yang akan mereka bawa hingga dewasa nanti.



Lewat kegiatan ini, diharapkan anak-anak makin cinta lingkungan dan berani mencoba hal baru. Bayangkan saja, satu bibit kecil yang mereka tanam bisa tumbuh menjadi tanaman yang bermanfaat! Itu artinya, hal kecil yang dilakukan sekarang bisa membawa perubahan besar di masa depan. Anak-anak SD hari ini adalah “pahlawan bumi” masa depan. Dengan menanam, merawat tanaman, dan menjaga kebersihan sekolah, mereka sudah membantu membuat Jakarta jadi lebih hijau, lebih sehat, dan lebih menyenangkan untuk semua.



#menulislagi
#salamkenal
#salamliterasi
#salamindrakeren
#dotai
#saLai
see you tomorrow 😊

Guru Hebat, Indonesia Kuat: Meriahnya Hari Guru Nasional 2025 di SDN Cipulir 05

Suasana halaman SDN Cipulir 05 berubah menjadi lebih semarak setelah upacara bendera selesai. Tanpa panggung besar, seluruh kegiatan dilaksanakan langsung di lapangan sekolah, membuat jarak antara penampil dan penonton terasa lebih dekat dan hangat. Para peserta didik duduk rapi, sebagian berdiri sambil mencari posisi yang lebih jelas, sementara para guru dan orang tua berbaur di sisi lapangan. Keceriaan dan rasa penasaran tampak jelas pada wajah anak–anak yang menunggu giliran tampil, membuat pagi itu terasa hidup dan penuh antusiasme.

Selamat Hari Guru Nasional

Acara dibuka oleh MC, Ibu Novi dan Ibu Isni, yang menyapa hadirin dengan hangat. Doa oleh Pak Wima mengawali kegiatan dengan suasana tenang, disusul sambutan dari Ibu Hartiningsih yang mengingatkan kembali betapa besar peran guru dalam membimbing dan membentuk karakter peserta didik. Setelah sambutan selesai, rangkaian penampilan dimulai dan lapangan pun menjadi ruang penuh cerita dari setiap peserta yang tampil.

Acara dibuka oleh MC dan pembacaan doa

Penampilan pertama datang dari Ekskul BTQ. Hima, yang tampil seorang diri di tengah lapangan, melantunkan surat Al-Zalzalah dengan suara lembut namun jelas. Wajahnya sedikit gugup, tetapi ia terus membaca hingga akhir dengan penuh keteguhan. Tepuk tangan yang mengalun setelahnya menjadi hadiah keberaniannya. Setelah itu, Elora melangkah maju membawakan lagu berjudul From the start, yang dipopulerkan oleh Laufey. Suaranya sempat bergetar di awal, namun perlahan stabil saat melihat teman-temannya memberi dukungan.

Sambutan Kepala Sekolah, BTQ oleh Hima dan Nyanyian dari Elora

Memasuki sesi penampilan kelas rendah, suasana lapangan semakin ramai dan hangat. Kelas 1C yang masih mungil menyanyikan “Hymne Guru” sambil berusaha menjaga barisan. Beberapa anak sesekali saling melirik agar tetap kompak, membuat para guru tersenyum haru. Kelas 1B membawakan “Pagiku Cerahku,” suaranya belum serempak namun penuh semangat. Kelas 2B tampil energik membawakan “Jumbo,” dengan beberapa anak yang menyanyi terlalu cepat—mendahului musik dan mengundang senyum penonton.


Tak lama kemudian, kelas 1A maju dengan penuh percaya diri menyanyikan lagu “Jasamu Guru.” Ada yang bernyanyi terlalu cepat, ada yang sesekali lupa lirik, namun ketulusan suara mereka justru membuat banyak guru tersenyum bangga. Setelah itu, kelas 1D dan 2A tampil dengan penuh usaha; ada yang melangkah lebih maju dari barisan, ada yang sesekali mencari wajah gurunya untuk memastikan gerakannya benar.


Ketika kelas 3 menari, gerakan mereka memang tidak selalu selaras—ada yang terlalu cepat, ada yang tertinggal beberapa detik—namun justru ketidaksempurnaan itulah yang membuat penampilan mereka terasa hangat. Tawa kecil, langkah ragu, dan ekspresi polos mereka membuat seluruh lapangan terhibur sekaligus tersentuh, mengingatkan semua yang hadir bahwa ketulusan anak-anak adalah hadiah paling murni untuk para guru.


Lalu tibalah momen yang membuat seluruh lapangan pecah oleh sorakan: penampilan Teacher Squad. Para guru yang biasanya terlihat tegas di ruang kelas kini tampil ceria dan penuh energi membawakan tarian “Aku Anak Sekolah.” Sorak-sorai siswa menggema; beberapa bahkan berdiri sambil menirukan gerakan gurunya. Ketika salah satu guru terlambat mengikuti irama, tawa pecah bukan karena mengejek, tetapi karena murni bahagia melihat kedekatan yang jarang terlihat. Penampilan singkat itu meninggalkan memori hangat bagi semua yang hadir.


Rangkaian berikutnya menampilkan ekskul-ekskul sekolah. Ekskul PMR membuka sesi ini dengan Tari Tobala Bale. Gerakan mereka yang berenergi memantulkan semangat muda yang ceria; beberapa peserta tampak berusaha menjaga fokus meski sesekali melirik teman di sampingnya untuk memastikan gerakannya tepat.



Ekskul Tari 1 menyusul dengan Tari Kicir-Kicir. Ada momen ketika satu penari hampir kehilangan pegangan selendangnya, lalu cepat-cepat memperbaikinya sambil tersenyum malu—sebuah kejadian kecil yang justru membuat penampilan mereka terasa manis dan menggemaskan. Ekskul Silat kemudian mengambil alih lapangan dengan aura yang berbeda. Gerakan mereka yang tegas dan lincah membuat penonton terpukau; setiap hentakan kaki dan ayunan tangan tampak penuh keyakinan, seolah menunjukkan bahwa keberanian juga tumbuh dari latihan dan kebersamaan.

Begitu tepuk tangan mereda, Ekskul Tari 2 maju dengan Tari Sipatokaan. Mereka bergerak anggun, lembut, dan rapi, membuat suasana terasa lebih tenang dan elegan, kontras dengan energi penampilan sebelumnya.


Sebagai penutup sesi ekskul, Ekskul Pramuka tampil dengan pertunjukan tari yang dipadukan dengan gerakan bendera semaphore. Perpaduan langkah tari dan kibasan bendera yang membentuk kode-kode visual menciptakan pemandangan unik di tengah lapangan. Beberapa peserta tampak fokus mengikuti ritme, sementara yang lain tersenyum ketika benderanya hampir tak selaras. Ketekunan mereka menggabungkan seni tari dan keterampilan semaphore membuat penampilan ini terasa berbeda dan berkesan. Penonton pun menyaksikannya dengan penuh antusias.


Ketika memasuki penampilan kelas tinggi, suasana di lapangan perlahan berubah menjadi lebih emosional. Kelas 6C membuka sesi ini dengan lagu dan puisi “Jasamu Guru.” Suara mereka yang tulus, meski sesekali bergetar, membuat beberapa guru tampak berkaca-kaca.



Usai penampilan itu, kelas 5 maju dengan percaya diri membawa perpaduan nyanyi dan tari. Gerakan mereka sempat tidak kompak di awal, namun momen itu justru membuat mereka saling tersenyum dan pelan-pelan menyelaraskan ritme hingga akhir penampilan.



Kehangatan ini kemudian berlanjut ketika kelas 6A menghadirkan drama musikal “Pelita di Setiap Langkah Kami.” Berbeda dari kelas lainnya, mereka tampil menggunakan audio rekaman yang sudah disiapkan sebelumnya. Tanpa dialog langsung, setiap pemain mengandalkan mimik wajah, gerak tubuh, dan ekspresi yang mengikuti alur suara dari rekaman tersebut. Ada momen ketika seorang pemain sedikit terlambat mengikuti audio atau terlihat bingung sesaat, tetapi detail-detail kecil itu justru membuat penampilan terasa hidup dan manusiawi. Penonton dapat melihat kesungguhan mereka dalam memadukan gerak dan ekspresi, membuat drama itu tampak seperti kolaborasi penuh ketulusan antara latihan dan keberanian tampil di depan publik. Sesekali improvisasi kecil muncul spontan dan menimbulkan tawa hangat, menciptakan kedekatan yang tidak dibuat-buat.

Setelah drama usai, kelas 4B tampil membawakan “Petualangan Sherina.” Meski kostumnya sederhana, ekspresi dan semangat mereka seolah menghidupkan kembali cerita petualangan penuh imajinasi itu. Begitu penampilan selesai, kelas 6D mengambil alih dengan kombinasi menari dan menyanyi. Meskipun kelelahan mulai terlihat, mereka tetap menuntaskan penampilan dengan senyum yang tidak pudar.


Tak lama kemudian, suasana kembali ceria ketika kelas 4A mengajak seluruh penonton bergerak melalui senam “Guruku Tersayang.” Beberapa anak kecil di sekeliling lapangan ikut menirukan gerakannya, membuat suasana semakin hidup.



Sebagai penutup sesi siswa, kelas 6B tampil dengan lagu dan puisi “Terima Kasih Guruku.” Mereka berdiri dalam barisan rapi, namun dari sorot mata mereka tampak jelas bahwa kata-kata itu bukan sekadar hafalan. Pada beberapa bagian suara terdengar pelan, seolah menahan haru, sementara pada bagian lain menguat, seperti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang selama ini terpendam. Tepuk tangan panjang yang mengiringi penampilan mereka menutup sesi itu dengan nuansa hangat, bangga, dan penuh rasa syukur.


Menjelang akhir acara, para orang tua murid ikut tampil dan suasana langsung kembali riuh. Sorakan dan tawa pecah saat mereka mulai bergerak mengikuti musik. Ada yang tampak grogi, ada yang justru terlalu semangat, namun semuanya tampil dengan hati. Menjadikan momen sederhana ini terasa sangat berharga bagi semua yang hadir.



Tepat pukul 12.00, acara ditutup oleh MC. Meski matahari semakin terik, senyum para peserta didik, guru, dan orang tua tetap merekah. Hari itu, lapangan SDN Cipulir 05 bukan hanya menjadi lokasi kegiatan, tetapi ruang yang penuh kenangan, kebersamaan, dan penghormatan bagi para pendidik yang telah menyalakan cahaya bagi masa depan anak-anak.

Di balik seluruh rangkaian penampilan hari ini, terpancar satu pesan yang menguatkan: bahwa setiap guru adalah pelita yang tak pernah padam bagi perjalanan anak-anak. Dari tangan merekalah keberanian tumbuh, mimpi menemukan arah, dan karakter mulai terbentuk. Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini bukan sekadar selebrasi, tetapi pengingat bahwa kekuatan pendidikan lahir dari hati yang setia membimbing, bukan dari kemegahan panggung. Dengan semangat “Guru Hebat, Indonesia Kuat,” kita percaya bahwa masa depan bangsa akan tetap kokoh selama masih ada guru yang rela berdiri di garis depan pengetahuan dan kasih sayang. Semoga cahaya pengabdian para guru terus menerangi langkah generasi penerus, dan hari ini menjadi pengingat bahwa mereka tidak pernah berjalan sendirian, ada seluruh keluarga besar pendidikan yang mendukung, menghargai, dan mencintai mereka sepenuh hati.

#menulislagi
#salamkenal
#salamliterasi
#salamindrakeren
#dotai
#saLai
see you tomorrow 😊

Guru Hebat, Indonesia Kuat: Menguatkan Semangat Kebersamaan di SDN Cipulir 05

Peringatan Hari Guru Nasional, berbagai lembaga pendidikan mulai menyusun kegiatan yang penuh makna untuk menghormati peran para pendidik. Di SDN Cipulir 05, suasana pagi dimulai dengan upacara bendera yang berlangsung khidmat, dipimpin oleh Pak Endi Sugiarto dan pembina upacara oleh Bu Novianti, sementara dewan guru bertugas sebagai pelaksana upacara. Tata pelaksanaan yang rapi, berpadu dengan nuansa kebersamaan, mencerminkan kesungguhan sekolah dalam mengapresiasi jasa para pengajar serta menjaga tradisi penghormatan yang telah mengakar dalam kegiatan sekolah.

Selamat Hari Guru Nasional

Dalam setiap rangkaian kegiatan, tersirat harapan agar peserta didik dan seluruh warga sekolah semakin memahami betapa pentingnya peran guru dalam perjalanan pendidikan. Melalui momen kebersamaan, nyanyian penghormatan, dan refleksi yang tercipta selama peringatan ini, Hari Guru tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi menjadi kesempatan untuk memperkuat semangat, dedikasi, serta penghargaan mendalam terhadap mereka yang telah membimbing generasi penerus bangsa.






Pelaksanaan upacara pagi itu pun berjalan tertib dan penuh penghormatan. Pengibaran bendera Merah Putih dikibarkan oleh Pak Rama, Bu Candra, dan Bu Nabila yang menjaga gerakan tetap serempak dan tegas. Bagian-bagian upacara mengalir dengan khidmat melalui pembacaan naskah Undang-Undang oleh Pak Maman, serta pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara yang didahului oleh Pak Indra sebagai pembawa teks tersebut. Pembacaan Janji Guru disampaikan oleh Bu Wiji, dan doa penutup dipanjatkan oleh Bu Puput. Lagu Hymne Guru dan Tanah Air dinyanyikan dengan harmonis oleh paduan suara kelas 6 di bawah arahan Bu Petty sebagai dirigen, membuat seluruh peserta upacara larut dalam rasa hormat dan penghargaan terhadap peran guru.





Sebagai penutup peringatan Hari Guru tahun ini, marilah kita terus menguatkan tekad bahwa setiap langkah kecil seorang guru adalah pijakan besar bagi masa depan bangsa. Di tangan para pendidik yang penuh dedikasi, nilai-nilai kebaikan tumbuh, mimpi-mimpi siswa menemukan arah, dan harapan Indonesia semakin kokoh. Dengan semangat “Guru Hebat, Indonesia Kuat,” kita percaya bahwa kekuatan bangsa bukan hanya dibangun oleh teknologi dan kemajuan zaman, tetapi oleh hati-hati yang tulus mendidik, membimbing, dan menuntun generasi muda. Semoga setiap guru terus menjadi cahaya yang tidak pernah padam, menerangi perjalanan anak-anak menuju masa depan yang lebih cerah.

#menulislagi
#salamkenal
#salamliterasi
#salamindrakeren
#dotai
#saLai

see you tomorrow 😊

Senin, 17 November 2025

Waktunya Bergerak! Semangat Pahlawan untuk Generasi SDN Cipulir 05

Pada pagi yang cerah tepat ditanggal 10 Novemebr 2025, seluruh peserta didik kelas 1, 3, 5, dan 6 SDN Cipulir 05 berkumpul di lapangan sekolah untuk mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan yang berlangsung khidmat. Upacara dipimpin oleh Aisyah dari kelas 6C yang menjalankan tugasnya dengan suara tegas dan lantang, menciptakan suasana penuh disiplin. Barisan peserta didik tampak rapi, para guru mengikuti upacara dengan khitmad serta dengan penuh perhatian untuk memastikan upacara berjalan tertib dan lancar.

Aisyah memimpin peringatan Upacara Hari Pahlawan

Setelah pemimpin upacara mengambil alih barisan, kegiatan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh petugas dari kelas 6C. Seluruh peserta upacara berdiri tegap sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat. Suasana hening dan khidmat terasa ketika bendera merah putih perlahan naik ke puncak tiang bendera, mengingatkan semua yang hadir akan pengorbanan para pahlawan bangsa. Upacara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diikuti pembacaan Pancasila yang dibacakan oleh pembina dengan suara jelas dan penuh penghayatan.

Pembina Ibu Isni

Kegiatan berikutnya adalah pembacaan Janji Siswa yang diikuti oleh seluruh peserta didik dengan lantang. Setiap kata diucapkan dengan penuh keyakinan, seolah menjadi bentuk komitmen mereka untuk menjadi pelajar yang berkarakter, disiplin, dan bertanggung jawab. Setelah itu, tibalah saat yang paling ditunggu, yaitu penyampaian amanat dari Bu Isni selaku pembina upacara. Dalam amanatnya, ia membacakan pesan yang dirangkum dari Kementerian Sosial dan Dinas Pendidikan, mengajak siswa mengenang jasa para pahlawan, meneladani kesabaran, pengabdian tanpa pamrih, serta pandangan jauh ke depan. Ia juga menekankan pentingnya menjaga keamanan sekolah, saling menghormati, dan saling peduli sebagai bentuk perjuangan masa kini.

Suasana Peringatan Upacara

Menjelang akhir upacara, seluruh peserta dengan khusyuk mengikuti doa bersama yang dipimpin oleh petugas. Suasana hening menyelimuti lapangan ketika setiap siswa menundukkan kepala memohon keselamatan, kedamaian, serta semangat untuk terus meneladani nilai-nilai kepahlawanan. Setelah doa selesai, upacara ditutup dengan tertib dan para peserta didik kembali ke kelas masing-masing dengan membawa pesan moral dan inspirasi dari rangkaian upacara Hari Pahlawan yang penuh makna tersebut.



#menulislagi
#salamkenal
#salamliterasi
#salamindrakeren
#dotai
#saLai

see you tomorrow 😊